Oleh : MeDo
Jumpa karena beradu.
Aku malu diapun tersipu.
Sunyi rasa hilang rindu.
Jangan ada harap jumpa di pisah waktu.
Bertemu di pasar kosambi.
Aku belanja katel, dia beli panci.
Tak pernah kenal dan tak ada hati.
Kenapa langit dan bumi jadi saksi?.
Tawarnya rasa hati.
Di batas waktu... yang tidak harus memisahkan kita berdua.
Sumpah!, langit dan bumi tidak perlu jadi saksi.
Tidak ada cinta suci di antara kita berdua.
Untuk amanya, karya tulisan diatas saya masukan kategori sajak. Kenapa sajak?, karena sajak adalah puisi tetapi puisi belum tentu sajak.

[ Sepertinya, lirik lagu lebih aman lagi tuh... ] hmm... ide bagus
Banyak guru yang telah ku dihadapi tetapi, guru pelajaran bahasa Indonesia yang aku suka. Caranya bertutur kata, guru pelajaran bahasa Indonesia lebih enak di dengar. Masalahnya adalah... guru bukan radio.
Pelajaran bahasa Indonesia bukanlah pelajaran paporit, semua pelajaran sama saja. Yah... sama saja, semuanya sama selalu menuntut. Menuntut untuk tau; menuntut untuk hafal; menuntut untuk paham dan ada juga yang menuntut untuk jadi terampil. Tetapi yang paling penting, karena kita jadi lebih banyak tau, hafal, paham dan terampil maka kualitas kita-pun menjadi lebih baik. Perlu di ingat dan diperhatikan, itu semua berkat peran guru bukan radio.

[ Keukeuh... guru bukan radio, aduh... ]
Ada kata-kata yang selalu kuingat dari seorang guru ketika sedang mengajar, beliau selalu berkata, "ada yang mau bertanya?".
Asal tau saja, ma' lu bertanya ma' gue menjawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar