Seseorang buruh duduk terpaku di pinggir lintasan ban berjalan. Tekun bekerja, mengerjakan pekerjaan yang tidak pernah henti datang menghampirinya. Sibuk tangan kanan-kirinya bekerja seirama gemuruh mesin. Tidak ada bonus waktu untuk menghapus peluh atau minum seteguk air. Sekedar melepas lelah, sekali-kali mukanya tengadah ke atas lalu... menunduk lagi.
Delapan jam berlalu, jerit histeris sirene pun berbunyi. Dengan wajah girang melompat dia dari kursi kemudian pergi meninggalkan sisa pekerjaan serta mesin yang berhenti menderu. Setengah berlari bergegas memburu pintu keluar pabrik.
Pulang ke kamar kontrakan, kunci pintu dibuka lalu masuk dan sebentar kemudian berdiri termenung. Sambil memandang sebuah celana tergantung di pintu dia pun berujar, "Jadol... tadi pergi kerja, lupa tidak pakai celana".

[ ... ... ... ] Jangan protes dong... ini teh dongeng.
Sering mendengar atau membaca sebuah tulisan,"cerita ini bukan cerita sebenarnya, melainkan cerita fiktif belaka". Cerita fiktif adalah cerita bohong atau cerita atas dasar lamunan atau apa-pun-lah. Menyimak banyak cerita fiktif, diantaranya ada yang mirip cerita nyata. Sepertinya, cerita fiktif jika menggunakan logika yang sangat bagus akan berasa cerita nyata. Tapi mungkin juga karena maksud tertentu, cerita nyata di buat seolah-olah menjadi cerita fiktif.
Ahh.. terlepas dari cerita fiktif atau bukan, hal menarik dari sebuah cerita adalah seorang penulis akan menulis cerita atas dasar pengalaman atau wawasannya.

[ Hmm... ] Tapi pernah... pakai celana lupa nutup resleting
[ Terus... ] Perasaan teh gaya pakai celana, ngan edas euy... tiris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar