Minggu, 04 Desember 2011

Ibu Yang Mana..!!?

'Menggelapkan uang negara', hmm.. ini sih.. sama saja artinya dengan tindakan korupsi. Suatu tindakan tidak terpuji dan dibenci oleh anak-anak bangsa. Betul.., apa tidak..?.
Nahh..sekarang, bagaimana dengan istilah 'menggelapkan sejarah bangsa' ?. Hayohh...

Melihat-lihat catatan sejarah di bulan Desember tentang kepahlawanan kaum perempuan Indonesia, tentunya ada banyak catatan sejarah yang bisa di lihat. Dan di antara yang banyak tersebut, ada dua catatan sejarah yang menarik untuk di lihat dan di perhatikan. Dua catatan sejarah yang di maksud, adalah :

Kongres Perempuan Indonesia ke III
Pada tanggal 22-25 Desember 1938, sebanyak 30 Organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera berkumpul dalam sebuah Kongres Perempuan Indonesia ke III.

Organisasi-organisasi perempuan Indonesia berkumpul dan berkoalisi, demi tercapainya satu kesatuan gerak perjuangan untuk mewujudkan perempuan Indonesia menjadi lebih maju dan bersama dengan kaum pria mewujudkan Indonesia merdeka.
Para perempuan Indonesia, bersepakat membentuk sebuah organisasi dengan nama Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Sementara untuk mengenang peristiwa penting tersebut, para perempuan Indonesia menggagas tanggal 22 Desember sebagai 'Hari Ibu'.
Pada tanggal 16 Desember 1959, presiden Soekarno melalui dekrit presiden nomor 316 tahun 1959 menetapkan tanggal 22 Desember sebagai 'Hari Ibu'.

Dewi Sartika
Dewi Sartika lahir di Bandung 4 Desember 1884. Dewi Sartika adalah wanita indonesia pertama yang mendirikan sekolah khusus untuk kaum perempuan di Indonesia.

Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan sekolah dengan nama 'Sakola Istri'. Sekolah ini adalah sekolah khusus untuk kaum perempuan yang pertama se-Hindia-Belanda. Bermula dari sebuah ruangan kecil yang berada di belakang rumah ibunya, Dewi Sartika yang berumur kira-kira 20 tahun tersebut mulai membangun sekolah dan mengajar para perempuan lainnya.
Satu tahun kemudian, jumlah muridnya bertambah banyak. Kondisi ini, mengharuskan sekolahnya untuk menambah jumlah ruang kelas. Dengan pertimbangan tempat yang ada tidak cukup besar, akhirnya sekolah di pindahkan ke tempat lain.
Di tempat baru, Dewi Sartika membangun sekolah baru. Dan di tahun 1914, Dewi Sartika mengganti nama 'Sakola Istri' menjadi 'Sakola Kautamaan Istri'.

Ingin tahu wujud sekolahnya seperti apa?, yahh.. silahkan datang berkunjung ke kota Bandung. Di kota Bandung atau persisnya di Jl. Kautamaan Istri, di sana ada sebuah sekolah dengan nama 'Sakola Raden Dewi'. Oh iyahh.. ada yang lupa, terhitung mulai tahun 1929 'Sakola Kautamaan Istri' namanya di ganti lagi menjadi 'Sakola Raden Dewi'.

Hmm.. ibu Dewi.. bu' Dewi, buat nama sekolah ko' ganti-ganti. Tapi.., itulah Dewi Sartika. Dedikasinya untuk kemajuan kaum perempuan Indonesia, bukan hanya hisapan jempol belaka. Dewi Sartika adalah seorang tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan dan diakui sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1966.

[ Jadi, Dewi Sartika lahir tanggal 4 Desember yahh.. ] Betul
[ Saya pikir Dewi Sartika lahir tanggal 22 Desember. ] Keliru bro
[ Kenapa yahh... ko' bisa-bisanya keliru? ] Terjebak bro, terjebak...


Dua sejarah penting kepahlawanan kaum perempuan Indonesia, diperingati pada hari yang sama di tanggal 22 Desember.
Dua peristiwa sejarah ini diperingati dengan harapan, kita sebagai generasi muda penerus bangsa dapat meneladani semangat kebangkitan perempuan Indonesia. Kebangkitan untuk berjuang secara terorganisasi, dalam upaya memperbaiki kualitas bangsa.

Bicara terjebak, di tanggal 22 Desember memang banyak orang Indonesia terjebak. Tidak hanya sekedar salah dalam menapsirkan tanggal kelahiran ibu Dewi Sartika saja, banyak orang Indonesia menganggap tanggal 22 Desember sebagai peristiwa budaya...
Yahh.. betul sekali, budaya !!!. Sebuah budaya menghormati peranan seorang ibu-ibu. Seorang wanita yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan seorang anak.

Sebagian besar orang Indonesia pada tanggal 22 Desember, beramai-ramai memberikan selamat kepada ibunya masing-masing atau kepada rekan perempuannya masing-masing dengan kata-kata, "selamat hari ibu yahh.. semoga tetap cantik dan sehat selalu..".
Hmm.. cepe deh.. . Dan parahnya lagi, ada sekelompok laki-laki berceloteh, "kenapa hari ibu-ibu ada, sementara hari bapak-bapak tidak ada?". euhh.. aya-aya bae lah..

Bisa jadi, seorang ibu adalah pahlawan bagi anak-anaknya. Persoalannya, peringatan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember adalah peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah sebuah bangsa dengan nama, negara republik Indonesia.
Ingat baik-baik..!!!. Pada tanggal 22 Desember, peringatan Hari Ibu tidak sama dengan peringatan Mother's Day seperti di negara-negara tetangga sebelah sana. BEDA...!!!

Pastinya, memperingati dan meneladani sepak terjang para pahlawan bangsa merupakan suatu budaya yang baik. Tapi.. ingat, tanggal 22 Desember bukan lah.. peristiwa budaya. Tanggal 22 Desember adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa dan negara Indonesia.


--ooOoo--


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar