Pernah mengalami mimpi buruk?, semisal mimpi dikejar-kejar anjing. Wahh... jangan sampai deh. Mimpi buruk itu selalu bikin repot saja. Mimpi buruk selalu membuat kita terjaga dari tidur dan ketika ada niatan untuk tidur kembali ehh... malah jadi susah.
Sehabis mimpi buruk, bawaannya melek melulu. Sekedar iseng-iseng saja, jam dinding di-lirik. Ihh..ternyata baru jam tiga sore. Waduhh.. gimana nihh...

[ Gaya euy tidur siang. ] Iyah, cape!!.
[ Kenapa cape? ] Kan, dikejar-kejar anjing. Heuheu...
Menerawang balik masa lalu, jamannya sekolah dahulu.
Ceritanya ada seorang ibu guru mata pelajaran kesenian, beliau memberi tugas menyanyi kepada murid-muridnya dan salah satu diantara muridnya yahh.. tentunya saya dong.
Menyanyi, sebenarnya bukan tugas yang menyulitkan. Tapi, prakteknya itu tuh hmm... susah!!. Persisnya, susah untuk di bayangkan. Bukannya apa-apa, ketika saya coba menyanyikan sebuah lagu ehh... tiba-tiba saja ada orang lain datang lalu menyela, "sst.... sudah-sudah jangan di teruskan, nanti piring pecah!!". Gara-gara nyanyi, piring dibawa-bawa ahh.. sungguh merepotkan saja.
Meski pun menyanyi bukan tugas sulit, sepertinya khusus untuk 'orang-orang tertentu' butuh kekuatan hati untuk melakukannya. Dan sepertinya, penonton juga butuh kekuatan hati untuk sudi mendegarkan 'orang-orang tertentu' menyanyi.
Tidak terasa, waktu satu minggu sudah berlalu sejak tugas menyanyi diumumkan. Dan tidak terasa juga ada rasa dag-dig-dug muncul di dalam hati, datang bersamaan dengan masuknya ibu guru ke dalam kelas. Hanya sekedar untuk menghilangkan rasa dag-dig-dug, coba-coba untuk tersenyum dulu ahh... sebuah senyuman palsu tentunya. Tapi sayang, rasa dag-dig-dug itu masih saja ada bahkan sangat berasa sekali.
Dug.. gedug, dug.. gedug, dug.. gedug, majuu.. jalan!!. Halahh...Acara menyanyi di depan kelas sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu dan sebagian dari teman-teman sudah selesai melaksanakan tugas tersebut. Sementara rasa dag-dig-dug di dalam hati, wahh.. makin menjadi-jadi saja. Dan parahnya lagi, selain rasa dag-dig-dug ternyata muncul pula rasa lainnya. Rasa tersebut adalah rasa ragu-ragu antara siap dan tidak siap untuk tampil menyanyi di depan kelas.
Yahh.. dibilang siap, waktu satu minggu sebetulnya lebih dari cukup untuk intensif berlatih menyanyi baik di rumah maupun di jalan raya. Yahh.. betul sekali, di jalan raya berteriak-teriak do-re-mi sambil memainkan pedal gas sepeda motor. Tidak sedikit mobil angkot kena salip karena alasan menghambat proses pembelajaran do-re-mi. Bahkan tidak jarang kendara yang ada di depan kena uber hingga akhirnya dikejar hanya sekedar untuk memicu semangat proses pembelajaran do-re-mi.
Sementara dibilang tidak siap, mental ini rasa-rasanya jadi grogi saja gara-gara rasa dag-dig-dug di dalam hati.
Huhh.. pokoknya, siap tidak siap nekad saja lahh... Sementara dibilang tidak siap, mental ini rasa-rasanya jadi grogi saja gara-gara rasa dag-dig-dug di dalam hati.
Sedang asik-asiknya merenungi nasib diri, tiba-tiba terdengar suara ibu guru memanggil nama seseorang. Hmm.. rasa-rasanya saya kenal orang itu. Ohh.. iyah, itu kan nama saya. Aduhh.. saking asiknya merenungi nasib diri, jadi lupa nama sendiri.
Berdiri mencampakkan kursi kemudian pergi ke depan kelas. Sampai di depan kelas, ibu guru pun menyambut dengan sebuah pertanyaan, "bagaimana... sudah siap?". Mendapatkan pertanyaan seperti itu, saya cuma tersenyum saja. Tersenyum bukan maksud iseng menggoda ibu guru tapi, merasa tidak tahan dengan pertanyaan beliau itu tuh.. "sudah siap?". Haduehh...
Merasa pertanyaannya di acuhkan atau karena tidak tertarik dengan senyuman yang saya tawarkan, ibu guru pun berkata lagi, "Kalau sudah siap, yahh.. silahkan di mulai".
Di awali dengan sebuah tarikan napas yang sangat panjang sekali kemudian hahh.. tugas menyanyi pun siap dilaksanakan. Dan di detik-detik berikutnya, saya mulai menyanyikan sebuah lagu. Yahh.. menyanyi coy..!!, melantunkan untaian kata-kata indah dari sebuah syair lagu. Dengan di iringi detik-detik waktu yang terus melaju, saya pun tetap asik menyanyikan sebuah lagu. Rasa-rasanya bukan suatu hal yang berlebih, ketika berharap teman-teman di dalam kelas jadi terhibur oleh lagu bagus yang saya bawakan.
Sampai pada akhirnya... sekitar durasi tiga menit saja, kalimat terakhir dari syair lagu selesai di lantunkan dan tugas menyanyi pun selesai di kerjakan. Yeahh.. tank youu.. tank you very much, tukang tahu jualan tomat. Heuheu.. senangnya.

[ Memangnya kenapa? ] Entah lahh...
[ Ada masalah? ] Yah!!.
Selesai menyanyi, sekilas saya perhatikan mimik muka teman-teman. Hmm.. rasa-rasanya ada masalah. Secara teori, wajah kagum atau mungkin juga wajah histeris akan terpancar ketika penonton melihat seorang penyanyi melantunkan sebuah lagu. Sementara apa yang saya lihat, wajah cengengesan yang tidak tahan menahan tawa. Haduhh.. duh, teori dan kenyataan beda jauh.
Sementara di depan kelas, ibu guru tidak mengucapkan sepatah kata pun. Beliau hanya senyum-senyum saja kemudian menganggukkan kepalanya dan itu pun cuma sekali. Selebihnya, ibu guru cuma mengangkat tangan kanannya dan menunjuk ke satu arah sebagai isyarat kepada saya untuk kembali ke tempat asal.
Ibu guru memang tidak berkomentar apa-apa terlebih tepuk tangan, beliau cuma tersenyum dan berpantomim saja.
Berjalan gontai pulang dari depan kelas, menuju kursi yang setia menunggu majikannya pulang. Tidak terlihat mimik muka kursi yang cengengesan atau pun marah-marah, karena sebelumnya di campakkan pergi. Ehh.. ngomong-ngomong, kursi punya muka apa tidak sih?. Saya ko' tidak tahu tampang mukanya kursi seperti apa.
Haduhh... menyanyi di depan kelas itu... seperti mimpi buruk saja. Di awal-awal sibuk, akhirnya bengong. Kiceup-kiceup, laleur ngalangkung.. capluk!!.
--ooOoo--
"Dare datte shippai wa suru nda, hazukashii koto janai. Kono kizu o muda ni shinai de.
Waratte arukereba ii. ...Kanashimi mo kaze ni kaete, tsuyoku susunde ikereba ii."
~ Alive by Raiko ~
Waratte arukereba ii. ...Kanashimi mo kaze ni kaete, tsuyoku susunde ikereba ii."
~ Alive by Raiko ~
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar