Minggu, 11 Desember 2011

Anggrek Vanda

.

Edisi spesial di akhir tahun 2011
Spesial untuk yang berulang tahun di bulan Desember
Selamat ulang tahun yahh.. semoga panjang umur dan sehat selalu



Bunga anggrek, tidak ada dua bunga anggrek yang sama kecuali hasil rekayasa. Karena bunganya yahh.. bunganya, identitas dari tanaman anggrek bisa di bedakan antara satu anggrek dengan anggrek lainnya.
Nahh.. seperti itulah bunga anggrek, nasibnya.. ibarat sidik jari saja.

Kesan eksotis ketika melihat warna-warni bunga anggrek, hmm.. sungguh tampak terlihat indah sekali. Berandai-andai bunga anggrek adalah seorang perempuan... euhem !!!, ibarat melihat.. seorang perempuan bertubuh sexy saja.

Tanaman anggrek, memang menawan hati. Tapi..., ketika melihat tanaman anggrek tanpa bunga... apa menariknya?. Sungguh....

[ Ibarat apa bos..? ] Hmm.. apa yahh..?
[ Ibarat perempuan.., tanpa.. pakaian ketat. ] Ahh...
[ Kenapa bos..? ]  Heuheuheu...


Vanda merupakan salah satu genus dari famili tanaman anggrek. Vanda memiliki banyak pilihan warna-bunga, mulai dari warna-bunga polos sampai dengan warna-bunga bermotif. Asiknya lagi, Vanda bisa berbunga kapan saja sepanjang tahun.

Vanda termasuk anggrek monopodial. Bermula dari batang Vanda, tumbuh daun-daun. Dan di antara sela-sela daun, muncul tangkai-bunga. Dari satu tangkai-bunga, akan mekar 12 kuntum bunga atau lebih.


Vanda memiliki bunga dengan lebar antara 5-10 cm. Sepal dan petal nyaris sama besar, mengecil di pangkal. Bibirnya melekat kuat di pangkal kaki-tugu yang pendek, berbelah tiga dan bertaji pendek. Bentuk tugu, pendek dan tebal. Sementara pollinia, memiliki dua ruang besar tempat dimana kepala sari dan tangkai-sari berada, persis di atas lempeng perekat. Nahh.. seperti itu lah.., kira-kira ciri khas dari bunga anggrek Vanda.


Sementara di lihat dari bentuk daun, ada tiga pilihan Vanda yang bisa di taksir.
  1. Vanda-pensil (terete vanda); bentuk daun silindris bagaikan pensil, panjang dan bundar.
  2. Vanda-setengah pensil (semi-terete vanda); bentuk daun langsing beralur-dalam dengan penampang, menyerupai bentuk bulan sabit.
  3. Vanda-sabuk (strap-leaved vanda); bentuk daun seperti sabuk dengan penampang, bagaikan kupu-kupu terbang. Masalahnya, ini Vanda tidak pernah terbang-terbang.

Sebuah kisah cerita tentang merawat tanaman anggrek. Dengan telaten tanaman anggrek dirawat namun, setelah ditunggu lamaa... tidak juga berbunga-bunga. Dan ketika tanaman anggrek tersebut mulai jarang dirawat, ehh.. malah jadi berbunga. Berharap anggrek tersebut kembali berbunga, diputuskan untuk tidak dirawat yahh.. dibiarkan begitu saja. Hasilnya, anggrek tersebut malah mati. Haduhh...

Untuk merawat tanaman anggrek tumbuh baik dan berbunga, perlu diperhatikan beberapa faktor. Khususnya untuk anggrek Vanda, faktor-faktor yang di maksud antara lain :

Sinar dan Peneduh
Vanda-pensil dan setengah pensil memerlukan sinar matahari penuh untuk dapat tumbuh dan berbunga dengan baik.
Sementara Vanda sabuk, sinar matahari penuh hanya di pagi hari saja dan butuh peneduh pada siang hari. Intensitas cahaya yang diperlukan, sekitar 30%-50%.
Penting, hindari kebakaran daun akibat sengatan sinar matahari.

Temperatur
Vanda termasuk anggrek panas. Vanda butuh suhu panas untuk jangka waktu panjang dan suhu dingin untuk jangka waktu singkat. Vanda tumbuh baik di siang hari dengan temperatur 28°C-29°C. Sementara di malam hari, sebaiknya temperatur antara 18°C-21°C.

Kelembaban Udara
Vanda menyukai cerahnya hari. Kelembaban relatif yang tinggi di siang hari, merupakan hal yang dia sukai. Vanda menyukai kelembaban relatif antara 70%-80%.

Peredaran Udara
Vanda benci ruangan pengap. Vanda butuh sirkulasi udara yang baik. Peredaran udara, diyakini dapat menyeimbangkan antara suhu dan kelembaban udara untuk kepentingan pertumbuhan dan pembungaan.

Pemupukan
Berharap Vanda yang di rawat rajin berbunga, hmm... coba-coba di beri pupuk saja deh. Pupuk yang digunakan, pupuk NPK saja... biar gampang. Persisnya, pupuk NPK cair.
Pemupukan, dilakukan dengan cara disemprotkan menggunakan alat sprayer. Umumnya, pemupukan di lakukan satu kali dalam kurun waktu satu minggu.

Perlu di perhatikan, pupuk NPK memiliki nilai ratio semisal 15-15-15; 20-20-20; 30-10-10; 10-30-10 dan seterusnya.
Nahh.. pupuk NPK mana yang di gunakan, tentu harus disesuaikan dengan Vanda yang di rawat. Bila Vanda sedang dalam masa pertumbuhan, gunakan pupuk NPK dengan nilai ratio 30-10-10. Dan bila Vanda yang dirawat telah mencapai umur berbunga, gunakan pupuk NPK dengan nilai ratio 10-30-10.

Hal lain yang perlu di perhatikan, satu kali dalam sebulan Vanda harus disiram dengan cara diguyur air. Ini di lakukan, untuk menghilangkan garam-garam yang menumpuk sebagai akibat dari pemupukan.  

Pengairan
Prinsip pengairan, berikan kebasahan (bukan basah kuyup) pada saat Vanda dalam masa pertumbuhan dan jaga jangan sampai kering total saat Vanda memasuki masa istirahat. Vanda muda membutuhkan banyak air, penyiraman sebaiknya dilakukan sehari kali. Sementara untuk Vanda yang lebih besar, penyiraman dilakukan cukup dua hari sekali. Dan sebaiknya juga (tambahan), penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer.

Harap untuk di ketahui, Vanda jangan diberi genangan air. Orang sunda bilang, "pamali". Genangan air, bisa menyebabkan Vanda sakit atau bahkan mati. Jadi, hati-hati ketika melakukan penyiraman. Jangan sampai Vanda tergenang air.

Stt... ada juga yang bilang, penyiraman jangan sampai kena bunga. Alasannya, mencegah bunga tidak cepat rontok. Hmm... rontok, seperti rambut saya saja. Rontok...

Media dan Penanaman
Vanda pensil dan Vanda setengah pensil, masuk kategori anggrek tanah. Media tumbuh yang digunakan adalah media khusus untuk semi-terrestria (pecahan-pecahan genteng yang agak besar ditaburi rabuk kandang dan diberi sekam atau serutan kayu). Penanaman, dilakukan dalam parit dengan dinding bata atau genteng. Dan jangan lupa, lengkapi dengan tonggak penyangga untuk sandaran.

Vanda sabuk umumnya di tanam dalam pot atau krat. Media tumbuh harus terbuka dan porous; bisa menunjang tanaman teguh pada posisinya; mampu menghisap air dan dapat membuang kelebihan air. Media tumbuh yang biasa di gunakan, seperti: serat pakis; kulit kayu; sabut kelapa; arang kayu; kereweng.
Hmm.. ada yang bilang, Vanda sabuk ditanam dalam krat gantung ternyata lebih cocok karena akar-akarnya akan tumbuh lebih bebas. Dan silahkan dicoba juga, Vanda sabuk ditanamam dengan cara ditempelkan pada batang pohon. Karena di alam bebas sana, Vanda sabuk tumbuh menempel pada batang pohon sebagai tanaman epifit.

Penting untuk di perhatikan, manjakan akar-akar tanaman anggrek. Penanaman jangan terlalu ketat sehingga akar-akar tanaman jadi terjepit atau akar-akar tanaman jadi sulit bernapas karena mengunakan media tumbuh yang terlalu basah (media tumbuh dengan aerasi buruk).

Maaf.., sedikit menyimpang. Seiring dengan bertambahnya waktu, batang Vanda akan tumbuh menjadi lebih tinggi. Sementara daun-daun di bawah bagian batang, mulai banyak berguguran. Nahh.. inilah saatnya, batang Vanda perlu di potong.
Bagian atas batang dengan beberapa akar-udara, dipotong. Batang ini jangan di buang tapi ditanam ulang sebagai tanaman baru. Dan setelah beberapa hari kemudian, pada bagian bawah batang pun akan tumbuh satu atau dua tunas baru.
Dengan kata lain, jumlah tanaman Vanda menjadi bertambah banyak. Hmm.. mau dong, dapat jatah Vandanya. Yahh.., sekedar berbagi kebahagiaan di hari ulang tahun lah...
Perlu di ingat, bungkus bekas luka potong dengan kompos dan usahakan selalu lembab.
Dan jangan lupa, jatah... heuheu...


--ooOoo--


.

Minggu, 04 Desember 2011

Ibu Yang Mana..!!?

'Menggelapkan uang negara', hmm.. ini sih.. sama saja artinya dengan tindakan korupsi. Suatu tindakan tidak terpuji dan dibenci oleh anak-anak bangsa. Betul.., apa tidak..?.
Nahh..sekarang, bagaimana dengan istilah 'menggelapkan sejarah bangsa' ?. Hayohh...

Melihat-lihat catatan sejarah di bulan Desember tentang kepahlawanan kaum perempuan Indonesia, tentunya ada banyak catatan sejarah yang bisa di lihat. Dan di antara yang banyak tersebut, ada dua catatan sejarah yang menarik untuk di lihat dan di perhatikan. Dua catatan sejarah yang di maksud, adalah :

Kongres Perempuan Indonesia ke III
Pada tanggal 22-25 Desember 1938, sebanyak 30 Organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera berkumpul dalam sebuah Kongres Perempuan Indonesia ke III.

Organisasi-organisasi perempuan Indonesia berkumpul dan berkoalisi, demi tercapainya satu kesatuan gerak perjuangan untuk mewujudkan perempuan Indonesia menjadi lebih maju dan bersama dengan kaum pria mewujudkan Indonesia merdeka.
Para perempuan Indonesia, bersepakat membentuk sebuah organisasi dengan nama Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Sementara untuk mengenang peristiwa penting tersebut, para perempuan Indonesia menggagas tanggal 22 Desember sebagai 'Hari Ibu'.
Pada tanggal 16 Desember 1959, presiden Soekarno melalui dekrit presiden nomor 316 tahun 1959 menetapkan tanggal 22 Desember sebagai 'Hari Ibu'.

Dewi Sartika
Dewi Sartika lahir di Bandung 4 Desember 1884. Dewi Sartika adalah wanita indonesia pertama yang mendirikan sekolah khusus untuk kaum perempuan di Indonesia.

Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan sekolah dengan nama 'Sakola Istri'. Sekolah ini adalah sekolah khusus untuk kaum perempuan yang pertama se-Hindia-Belanda. Bermula dari sebuah ruangan kecil yang berada di belakang rumah ibunya, Dewi Sartika yang berumur kira-kira 20 tahun tersebut mulai membangun sekolah dan mengajar para perempuan lainnya.
Satu tahun kemudian, jumlah muridnya bertambah banyak. Kondisi ini, mengharuskan sekolahnya untuk menambah jumlah ruang kelas. Dengan pertimbangan tempat yang ada tidak cukup besar, akhirnya sekolah di pindahkan ke tempat lain.
Di tempat baru, Dewi Sartika membangun sekolah baru. Dan di tahun 1914, Dewi Sartika mengganti nama 'Sakola Istri' menjadi 'Sakola Kautamaan Istri'.

Ingin tahu wujud sekolahnya seperti apa?, yahh.. silahkan datang berkunjung ke kota Bandung. Di kota Bandung atau persisnya di Jl. Kautamaan Istri, di sana ada sebuah sekolah dengan nama 'Sakola Raden Dewi'. Oh iyahh.. ada yang lupa, terhitung mulai tahun 1929 'Sakola Kautamaan Istri' namanya di ganti lagi menjadi 'Sakola Raden Dewi'.

Hmm.. ibu Dewi.. bu' Dewi, buat nama sekolah ko' ganti-ganti. Tapi.., itulah Dewi Sartika. Dedikasinya untuk kemajuan kaum perempuan Indonesia, bukan hanya hisapan jempol belaka. Dewi Sartika adalah seorang tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan dan diakui sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1966.

[ Jadi, Dewi Sartika lahir tanggal 4 Desember yahh.. ] Betul
[ Saya pikir Dewi Sartika lahir tanggal 22 Desember. ] Keliru bro
[ Kenapa yahh... ko' bisa-bisanya keliru? ] Terjebak bro, terjebak...


Dua sejarah penting kepahlawanan kaum perempuan Indonesia, diperingati pada hari yang sama di tanggal 22 Desember.
Dua peristiwa sejarah ini diperingati dengan harapan, kita sebagai generasi muda penerus bangsa dapat meneladani semangat kebangkitan perempuan Indonesia. Kebangkitan untuk berjuang secara terorganisasi, dalam upaya memperbaiki kualitas bangsa.

Bicara terjebak, di tanggal 22 Desember memang banyak orang Indonesia terjebak. Tidak hanya sekedar salah dalam menapsirkan tanggal kelahiran ibu Dewi Sartika saja, banyak orang Indonesia menganggap tanggal 22 Desember sebagai peristiwa budaya...
Yahh.. betul sekali, budaya !!!. Sebuah budaya menghormati peranan seorang ibu-ibu. Seorang wanita yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan seorang anak.

Sebagian besar orang Indonesia pada tanggal 22 Desember, beramai-ramai memberikan selamat kepada ibunya masing-masing atau kepada rekan perempuannya masing-masing dengan kata-kata, "selamat hari ibu yahh.. semoga tetap cantik dan sehat selalu..".
Hmm.. cepe deh.. . Dan parahnya lagi, ada sekelompok laki-laki berceloteh, "kenapa hari ibu-ibu ada, sementara hari bapak-bapak tidak ada?". euhh.. aya-aya bae lah..

Bisa jadi, seorang ibu adalah pahlawan bagi anak-anaknya. Persoalannya, peringatan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember adalah peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah sebuah bangsa dengan nama, negara republik Indonesia.
Ingat baik-baik..!!!. Pada tanggal 22 Desember, peringatan Hari Ibu tidak sama dengan peringatan Mother's Day seperti di negara-negara tetangga sebelah sana. BEDA...!!!

Pastinya, memperingati dan meneladani sepak terjang para pahlawan bangsa merupakan suatu budaya yang baik. Tapi.. ingat, tanggal 22 Desember bukan lah.. peristiwa budaya. Tanggal 22 Desember adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa dan negara Indonesia.


--ooOoo--


.

Selasa, 01 November 2011

Mari Menyanyi

Pernah mengalami mimpi buruk?, semisal mimpi dikejar-kejar anjing. Wahh... jangan sampai deh. Mimpi buruk itu selalu bikin repot saja. Mimpi buruk selalu membuat kita terjaga dari tidur dan ketika ada niatan untuk tidur kembali ehh... malah jadi susah.
Sehabis mimpi buruk, bawaannya melek melulu. Sekedar iseng-iseng saja, jam dinding di-lirik. Ihh..ternyata baru jam tiga sore. Waduhh.. gimana nihh...

[ Heuhh... dikira teh, jam tiga pagi. ] Jam tiga sore.. bro
[ Gaya euy tidur siang. ] Iyah, cape!!.
[ Kenapa cape? ] Kan, dikejar-kejar anjing. Heuheu...


Menerawang balik masa lalu, jamannya sekolah dahulu.

Ceritanya ada seorang ibu guru mata pelajaran kesenian, beliau memberi tugas menyanyi kepada murid-muridnya dan salah satu diantara muridnya yahh.. tentunya saya dong.
Menyanyi, sebenarnya bukan tugas yang menyulitkan. Tapi, prakteknya itu tuh hmm... susah!!. Persisnya, susah untuk di bayangkan. Bukannya apa-apa, ketika saya coba menyanyikan sebuah lagu ehh... tiba-tiba saja ada orang lain datang lalu menyela, "sst.... sudah-sudah jangan di teruskan, nanti piring pecah!!". Gara-gara nyanyi, piring dibawa-bawa ahh.. sungguh merepotkan saja.
Meski pun menyanyi bukan tugas sulit, sepertinya khusus untuk 'orang-orang tertentu' butuh kekuatan hati untuk melakukannya. Dan sepertinya, penonton juga butuh kekuatan hati untuk sudi mendegarkan 'orang-orang tertentu' menyanyi.

Tidak terasa, waktu satu minggu sudah berlalu sejak tugas menyanyi diumumkan. Dan tidak terasa juga ada rasa dag-dig-dug muncul di dalam hati, datang bersamaan dengan masuknya ibu guru ke dalam kelas. Hanya sekedar untuk menghilangkan rasa dag-dig-dug, coba-coba untuk tersenyum dulu ahh... sebuah senyuman palsu tentunya. Tapi sayang, rasa dag-dig-dug itu masih saja ada bahkan sangat berasa sekali.
Dug.. gedug, dug.. gedug, dug.. gedug,  majuu.. jalan!!. Halahh...

Acara menyanyi di depan kelas sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu dan sebagian dari teman-teman sudah selesai melaksanakan tugas tersebut. Sementara rasa dag-dig-dug di dalam hati, wahh.. makin menjadi-jadi saja. Dan parahnya lagi, selain rasa dag-dig-dug ternyata muncul pula rasa lainnya. Rasa tersebut adalah rasa ragu-ragu antara siap dan tidak siap untuk tampil menyanyi di depan kelas.
Yahh.. dibilang siap, waktu satu minggu sebetulnya lebih dari cukup untuk intensif berlatih menyanyi baik di rumah maupun di jalan raya. Yahh.. betul sekali, di jalan raya berteriak-teriak do-re-mi sambil memainkan pedal gas sepeda motor. Tidak sedikit mobil angkot kena salip karena alasan menghambat proses pembelajaran do-re-mi. Bahkan tidak jarang kendara yang ada di depan kena uber hingga akhirnya dikejar hanya sekedar untuk memicu semangat proses pembelajaran do-re-mi.
Sementara dibilang tidak siap, mental ini rasa-rasanya jadi grogi saja gara-gara rasa dag-dig-dug di dalam hati.
Huhh.. pokoknya, siap tidak siap nekad saja lahh...

Sedang asik-asiknya merenungi nasib diri, tiba-tiba terdengar suara ibu guru memanggil nama seseorang. Hmm.. rasa-rasanya saya kenal orang itu. Ohh.. iyah, itu kan nama saya. Aduhh.. saking asiknya merenungi nasib diri, jadi lupa nama sendiri.
Berdiri mencampakkan kursi kemudian pergi ke depan kelas. Sampai di depan kelas, ibu guru pun menyambut dengan sebuah pertanyaan, "bagaimana... sudah siap?". Mendapatkan pertanyaan seperti itu, saya cuma tersenyum saja. Tersenyum bukan maksud iseng menggoda ibu guru tapi, merasa tidak tahan dengan pertanyaan beliau itu tuh.. "sudah siap?". Haduehh...
Merasa pertanyaannya di acuhkan atau karena tidak tertarik dengan senyuman yang saya tawarkan, ibu guru pun berkata lagi, "Kalau sudah siap, yahh.. silahkan di mulai".

Di awali dengan sebuah tarikan napas yang sangat panjang sekali kemudian hahh.. tugas menyanyi pun siap dilaksanakan. Dan di detik-detik berikutnya, saya mulai menyanyikan sebuah lagu. Yahh.. menyanyi coy..!!, melantunkan untaian kata-kata indah dari sebuah syair lagu. Dengan di iringi detik-detik waktu yang terus melaju, saya pun tetap asik menyanyikan sebuah lagu. Rasa-rasanya bukan suatu hal yang berlebih, ketika berharap teman-teman di dalam kelas jadi terhibur oleh lagu bagus yang saya bawakan.
Sampai pada akhirnya... sekitar durasi tiga menit saja, kalimat terakhir dari syair lagu selesai di lantunkan dan tugas menyanyi pun selesai di kerjakan. Yeahh.. tank youu.. tank you very much, tukang tahu jualan tomat. Heuheu.. senangnya.

[ Wahh.. sukses dong,  tugas nyanyinya. ] Ahh.. tidak juga.
[ Memangnya kenapa? ] Entah lahh...
[ Ada masalah? ] Yah!!.


Selesai menyanyi, sekilas saya perhatikan mimik muka teman-teman. Hmm.. rasa-rasanya ada masalah. Secara teori, wajah kagum atau mungkin juga wajah histeris akan terpancar ketika penonton melihat seorang penyanyi melantunkan sebuah lagu. Sementara apa yang saya lihat, wajah cengengesan yang tidak tahan menahan tawa. Haduhh.. duh, teori dan kenyataan beda jauh.

Sementara di depan kelas, ibu guru tidak mengucapkan sepatah kata pun. Beliau hanya senyum-senyum saja kemudian menganggukkan kepalanya dan itu pun cuma sekali. Selebihnya, ibu guru cuma mengangkat tangan kanannya dan menunjuk ke satu arah sebagai isyarat kepada saya untuk kembali ke tempat asal.
Ibu guru memang tidak berkomentar apa-apa terlebih tepuk tangan, beliau cuma tersenyum dan berpantomim saja.

Berjalan gontai pulang dari depan kelas, menuju kursi yang setia menunggu majikannya pulang. Tidak terlihat mimik muka kursi yang cengengesan atau pun marah-marah, karena sebelumnya di campakkan pergi. Ehh.. ngomong-ngomong, kursi punya muka apa tidak sih?. Saya ko' tidak tahu tampang mukanya kursi seperti apa.
Haduhh... menyanyi di depan kelas itu... seperti mimpi buruk saja. Di awal-awal sibuk, akhirnya bengong. Kiceup-kiceup, laleur ngalangkung.. capluk!!.


--ooOoo--


"Dare datte shippai wa suru nda, hazukashii koto janai. Kono kizu o muda ni shinai de.
Waratte arukereba ii. ...Kanashimi mo kaze ni kaete, tsuyoku susunde ikereba ii."
~ Alive by Raiko ~


.

Akibat Musik

Ber-war-na, hmm..saya suka kata ini. Menurut saya, berwarna identik dengan kebebasan. Tapi tidak jika di balik, kebebasan tidak identik dengan berwarna. Yahh.. ini hanya imajinasi saya saja, iseng-iseng menggambarkan sebuah kata.
Ini pandangan saya, musik adalah gabungan antara berwarna dan kebebasan. Sekali lagi, ini hanya imajinasi saya saja. Benar atau salah bukan suatu hal penting.

Bicara musik, saya sebetulnya tidak tahu banyak hal tentang musik dan bukan juga seorang seniman musik. Laluu.., siapakah saya?. Hehe.. perkenalkan!!, saya adalah satu diantara sekian banyak korban musik. Gara-gara musik, saya jadi seorang pecandu lagu.
Sebagai seorang pecandu lagu, saya mengenal banyak warna musik seperti warna musik tradisional, klasik, pop, rock, jazz, blues dan seterusnya. Dan sebagai seorang pecandu lagu, saya sering mendengar gosip yang mengatakan bahwa spirit musik itu adalah kebebasan. Dan oleh karena spirit musik adalah kebebasan maka, postingan kali ini saya akan mencoba membahas apa itu musik.

[ Lohh... ko' bisa begitu!! ] Ada masalah?
[ Yahh... jelas dong.] Masalahnya apa?
[ Tidak tahu banyak musik, bicara musik.] Ahh.. so what gitu loh


Konon katanya, musik mempunyai definisi yang beragam. Faktor budaya, sejarah, tempat dan juga selera individu adalah alasan kenapa musik memiliki definisi beragam. Dengan kata lain, saya atau anda atau siapa pun sah-sah saja menyatakan pendapat tentang musik. Semisal, saya bertanya kepada seorang buruh tani, "mang.. menurut ente musik itu apa?". Katanya buruh tani, "musik itu, hmm.. goyang den. Musik kalau tidak goyang, tidak asik". Lain pendapat ketika saya bertanya kepada seorang yang sudah berumur tua, "maaf bah.. mengganggu sebentar. Mau tanya eeu.. menurut abah, musik itu apa?". Jawaban si abah, "musik itu sesuatu yang merdu dan syahdu, tidak gombrang-gambreng seperti model sekarang".
Nahh.. itu tadi pendapat dari salah seorang buruh tani dan seorang abah yang berusia tua. Sekarang, menurut anda musik itu apa?. (jawab dalam hati saja)

Prinsipnya, kita memang mempunyai kebebasan menyatakan pendapat tentang musik. Persoalanya, apakah ada atau tidak yang peduli dengan pendapat kita. Sekarang dan di kesempatan kali ini, saya lebih suka untuk memperhatikan pendapat seorang Aristoteles dari pada pendapat seorang buruh tani atau seorang abah yang berusia tua atau mungkin juga pendapat anda. Yahh.. setidaknya tidak sekarang, mungkin di lain waktu saja.
Menurut Aristoteles, musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

Mendamaikan Hati yang Gundah

Mendamaikan hati, hmm.. apa mungkin hati sedang berperang, sehingga perlu di damaikan. Ahh.. bukan, bukan karena perang. Saya pikir ini karena perselisihan saja, perselisihan antara 'keinginan hati' dengan 'kenyataan yang terjadi' sehingga hati berkecamuk, bergejolak, rusuh atau apa pun lahh.. yang jelas hati sedang tidak tenteram.

Sementara bicara hati yang gundah, saya rasa ini adalah urusan cinta. Namun, apakah hati gundah selalu karena cinta?, eeu.. saya kira tidak juga. Ada banyak hal kenapa hati jadi gundah, mulai dari sesuatu hal yang bisa dianggap wajar sampai dengan tidak wajar. Wajar-wajar saja ketika seseorang naik pesawat terbang lalu hatinya jadi gundah dengan alasan cemas karena takut jatuh. Yahh.. namanya juga manusia, karena rasa takut hati jadi gundah. Dan dikategorikan tidak wajar, hmm.. kira-kira apa yahh..?. Apa mungkin gara-gara tetangga beli mobil baru?, kemudian hati jadi gundah, sampai-sampai tidak bisa tidur dengan alasan panas hati. Heuheu.. ada-ada saja yahh...

Dengan kata lain, pernyataan musik mendamaikan hati yang gundah sepertinya memiliki makna khusus yahh.. khusus, hanya untuk ha-hal tertentu saja yang dirasa cocok.
Disaat hati gundah karena kasmaran, sepertinya cocok sekali musik di jadikan sarana untuk mendamaikan hati. Namun, ketika hati yang gundah karena alasan takut harus berhadapan dengan seekor atau lebih anjing galak wahh.. musik tidak mungkin di jadikan sarana mendamaikan hati, sangat tidak cocok sekali. Tidak.. tidak mecing!!

Terapi Rekreatif

Terus terang lahh.. saya mah tidak tahu terlebih paham dengan istilah kata 'rekreatif'. Jadi maaf saja, dengan gaya sok' tau saya katakan, "jika anda merasa jenuh karena alasan rutinitas atau pikiran beku alasan buntu cari ide, coba dehh.. dengarkan musik atau bermain musik. Karena musik bisa menghibur anda di kala rasa jenuh melanda dan siapa tahu, pikiran beku yang anda derita bisa mencair.. insya Allah".
Kata-katanya mirip iklan obat saja yahh...

Menumbuhkan Jiwa Patriotisme

Sepertinya untuk peryataan ini, saya tidak perlu banyak berkomentar. Saya yakin anda sudah pada tahu makna dari pernyataan ini. Terlebih bagi anda yang pernah datang langsung ke Gelora Bung Karno untuk menyaksikan kesebelasan sepak bola nasional Indonesia bertanding. Tentunya, ketika mendengar nyanyian.....
Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku. Ku yakin.. anda pasti tahu kelanjutan lagu ini, termasuk bagai mana rasanya semangat patriotisme berkobar-kobar di dalam dada.

Begitulah kira-kira pemahaman saya mengenai pandangan Aristoteles tentang musik dan sekali lagi, benar atau salah bukan suatu hal penting.

Sebagai seorang pecandu lagu, umumnya saya menyikapi musik sebagai sarana untuk menghibur diri dan kadang-kadang berfantasi juga. Ikut-ikutan bermain musik seolah-olah jadi seorang musisi merangkap vokalis.
Selebihnya yahh.. paling-paling menghilangkan rasa jenuh atau menghilangkan rasa suntuk ketika harus mengerjakan tugas postingan.

Sebagai seorang pecandu lagu, kadang-kadang saya merasakan ada yang aneh dengan musik. Ketika hati sedang gundah karena alasan kabengbat oleh perempuan, musik ternyata lebih bisa di nikmati dari pada disaat hati sedang normal.
Atau... mungkin kebalikannya, bukannya musik yang aneh melainkan saya yang aneh karena kabengbat oleh perempuan. Ahh.. entahlah.


--ooOoo--


Sejujurnya, tidak pernah ada niat sedikit pun untuk membuat repot hati perempuan atau membuat hatinya jadi tidak tenteram. Seandainya kenyataannya memang seperti itu yahh.. mungkin, karena saya tidak pandai merayu.
Hmm.. kumaha atuh...



tell me what you see

.

Rabu, 19 Oktober 2011

Ada-Ada Saja

Semisal ada sebuah pertanyaan, berapa banyak jumlah lagu yang ada sekarang? tentu jumlahnya sangat banyak sekali. Seberapa banyak yahh... banyak!!. Lagu-lagu yang ada sekarang jumlahnya sangat banyak dan sulit untuk ditentukan berapa angka pastinya. Kalau pun bicara sesuatu hal yang bisa dipastikan, tentunya anda tahu dan kenal siapa itu bang haji Rhoma Irama. Beliau adalah salah seorang penulis, pencipta dan penyayi lagu Dangdut. Lagu-lagu hasil karya bang haji jumlahnya cukup banyak dan edann...!! lagunya bagus-bagus. Tapi seedan-edannya bang haji, beliau tidak pernah tertarik untuk menulis 'jumlah lagu' sebagai tema lagunya. Bang haji lebih suka memilih dan membuat lagu dengan tema 'jumlah penduduk Indonesia'. Mengapa begitu?, mungkin karena bang haji juga tidak tahu persis berapa banyak jumlah lagu yang ada sekarang.
Ngomong-ngomong anda tahu tidak berapa banyak jumlah lagu yang ada sekarang?, kenapa...? dua milyar. ahh masa sihh... saya ko' tidak yakin, heuheuheu.

Kita pada umumnya, memang tidak pernah peduli dengan berapa banyaknya jumlah lagu. Tetapi, tidak untuk sebagian orang. Mereka dengan tekun dan rajin berusaha setiap waktu menambah pundi-pundi jumlah lagu. Setiap tahun, setiap bulan, setiap minggu, setiap hari, lagu dan lagu terus mereka ciptakan sehingga jumlahnya pun semakin hari semakin banyak. Tidak peduli dengan cibiran dan makian banyak orang, mereka berusaha... berusaha... dan terus berusaha menciptakan lebih banyak lagi lagu-lagu baru.
Hebat yahh... mereka.

[ Rasa-rasanya, mereka bikin lagu bukan mengejar jumlah deh...] Oo..yah
[ Mereka bikin lagu karena bisnis atau hobi!!.] Oo..begitu, baru tahu saya.
[ Ahh... suguh, sangat, terr..laa..luu.. ] yahh...maaf atuh, salah sangka.


Euleuh-euleuh... boro satadinamah dipuji, HEBAT...!!. Ternyata, mereka juga sama saja. Mereka tidak peduli dengan berapa banyak jumlah lagu yang ada sekarang.
Hmm..oke deh kalau begitu.

Bicara bagai mana sebuah lagu di ciptakan, diantara pencipta lagu ada yang mengatakan, "tidak ada aturan baku dalam menciptakan sebuah lagu". Saya pikir pernyataan ini cukup menarik dalam artian, saya pun sebagai penikmat lagu merasa tidak ada aturan baku untuk menjadi suka atau tidak suka terhadap sebuah lagu. Sepertinya, pencipta dan penikmat lagu sama saja yahh... tidak terpaku dengan aturan baku, bebas!!.
Berikut adalah satu diantara sekian banyak lagu yang saya suka. Lagu ini enak didengar dan kata-katanya pun cukup menarik untuk disimak.


SEHARUSNYA KAU ADA DI SISIKU
(cipt. Dommy Allen)

Malam-malam seperti ini
Biasanya engkau di sisiku
Tapi mengapa
Engkau tak datang menjeputku

[ Reff ]
Sunyi sepi di malam ini
Kau biarkan diriku sendiri
Tiada kau sadari
Betapa rindunya hati ini

Seharusnya kau ada disini
Disaat malam seperti ini
Seharusnya kau ada disini
Disaat rembulan dan bintang berseri

Mengapa sampai hati
Resah hatiku menanggung rindu ooh...
[ kembali ke Reff ]

Malam-malam seperti ini
Biasanya engkau di sisiku
Tapi mengapa
Engkau tak datang menjemputku


Katanya pencipta lagu, "lagu merupakan bahasa jiwa yang didalamnya ada unsur ajakan untuk tertawa, menangis, merenung atau yang lainnya". Bila menyimak lirik lagu di atas, saya pikir lagu ini adalah bahasa jiwa seorang perempuan yang sedang bersedih hati karena resah dan rindu menunggu kehadiran pujaan hatinya.
Prinsipnya saya suka lagu ini terlebih lirik lagunya tetapi, bukan berarti tidak boleh mempertanyakan banyak hal. Semisal, kenapa rindu datangnya mesti malam hari?, atau apa makna sebenarnya dari kalimat 'engkau tak datang menjeputku'.
Seadainya diperbolehkan untuk berandai-andai. Kalau memang rindu itu harus datang di malam hari, kenapa tidak!! malam hari itu dibuat lebih detil semisal malam jumat. Sementara kalimat 'engkau tak datang menjeputku', diganti dengan kalimat 'engkau tak ada di sampingku'. Saya pikir, sentuhan lagu ini akan terasa beda...


Malam jumat seperti ini
Biasanya engkau di sisiku
Tapi mengapa
Engkau tak ada di sampingku

Sunyi sepi di malam jumat
Kau biarkan diriku sendiri
Tiada kau sadari
Betapa rindunya hati ini

Seharusnya kau ada disini
Di malam jumat seperti ini
Seharusnya kau ada disini
Disaat rembulan dan bintang berseri

Mengapa sampai hati
Resah hatiku menanggung rindu ooh...


.

Rabu, 05 Oktober 2011

Panas

Entah apa...? permainan yang sedang dimainkannya. Dari awal mula hingga sekarang, apa yang dimainkannya sangat sulit untuk di tebak. Tarik tambang... bukan!!, main yoyo... bukan!!, main layangan juga bukan, lalu apa dong?.

 
[ Main kucing-kucingan ] Bukan!!. Tau ah, pusing.
[ Pusing yahh... hmm... sepertinya itu permainan gasing ] Ahhh...


Pergi keluar rumah persis jam satu siang, panas!!. Maklum, musim kemarau. Langit warna biru di atas kepala tampak sendirian. Sementara si awan hitam temannya langit, tidak terlihat batang hidungnya entah pergi kemana. Tidak tau persis apakah hari itu bertemakan 'kesendirian'. Di siang hari saya pergi sendirian. Begitu juga matahari, sendirian saja menebar sensasi panas. Sementara langit sendirian ditingal pergi awan dan awan pun sendirian pergi meningalkan langit ahh entah lah... pusing!!. Siang itu, terik sinar matahari terasa sangat panas sekali.

Di ujung jalan perempatan, terlihat tukang becak sendirian duduk di dalam becaknya. Tampak jelas kepala tukang becak teranguk-anguk meski tidak sedang mendengarkan musik metal dan... saya sangat yakin betul akan hal itu. Memang benar kepala tukang becak teranguk-anguk tapi, tidak tampak lidah tukang becak terjulur dan tangannya pun tidak sedang mengacung menunjukan tiga jari. Tidak, tidak, tidak...!!, tukang becak tidak sedang mendengarkan musik metal. Dia cuma kepanasan dan duduk terkantuk-kantuk di dalam becaknya.  
Terbesit sedikit niat di hati pergi bersama mengajak tukang becak. Tapi cuma sedikit, yang banyak itu... rasa-rasa ragu. Yah... ragu-ragu untuk mengatakan, "mang!!, ulin yuk". Belum apa-apa sudah terbayang jawaban tukang becak, "saya ini lagi bisnis... nunggu penumpang, masa di ajak main. Yang benar saja dong...!!".

[ Padahal mah... sekalian saja polisi tidur diajak pergi.] Heheheh...
[ Tidak ada kerjaan yahh...] Bukan tidak ada kerjaan, mau ke Garut nih...
[ Ngapain ke Garut? ] Main-main di sawah. Bisnis bro... bisnis!!.


Paling asik main-main di sawah itu kalau musim hujan. Meskipun jalannya becek, tak ada ojek, licin dan cenderung berlumpur, main-main di sawah di musim penghujan terasa asik sekali. Kalau lagi beruntung, balik dari sawah bisa-bisa pulang bawa 'suung' (jamur). Dengan label teman nasi di atas piring, suung itu rasanya enak bu... dan cara mengolahnya pun termasuk kategori mudah. Nenek di rumah, biasanya senang... seandainya di bawakan oleh-oleh suung sehabis pulang dari sawah.
Menemukan suung itu, ibarat menemukan harta karun saja. Kalau hari ini menemukan suung kemudian di petik maka, besok-lusa di tempat yang sama suung itu akan muncul lagi. Oleh sebab itu, tempat dimana suung di temukan selalu di rahasiahkan oleh orang yang pertamakali menemukannya. Sebuah permainan yang menarik bukan?, selain dapat suung, tentunya... punya rahasia juga (ahh... moal beja-beja).

Jenis suung itu macam-macam, salah satu diantaranya adalah suung rampak. Bentuk ukuran suung rampak lebih kecil di banding suung biasa tapi, jumlahnya banyak sekali (rampak). Hal menarik dari suung rampak adalah pada saat suung ditemukan, orang yang menemukan di wajibkan joged terlebih dahulu sebelum memetiknya. Konon katana, iss... ko' jadi katana sih!!. Konon kata-nya, seandainya memetik suung rampak tidak di awali prosesi joged terlebih dahulu maka, besok-lusa suung tersebut tidak akan tumbuh atau muncul lagi. Yahh... itu katanya sih... percaya atau tidak.
Rasanya senang sekali melihat orang joged gara-gara suung. Tidak peduli apakah itu laki-laki, perempuan, anak-anak atau orang dewasa, begitu melihat suung rampak langsung joged... heuy deuh... tarik mang...


Di musim kemarau seperti sekarang ini, main-main di sawah bukannya tidak asik tapi... panas!!. Jangankan beruntung melihat suung, melihat air mampir berkunjung atau sekedar lewat di petakan sawah saja... sulit!!. Di musim kemarau, petakan sawah banyak yang kering karena ditinggal pergi air.
Kenapa air pergi meninggalkan petakan sawah?. Apakah mungkin karena kepanasan atau... marah. Yahh... marah, suatu hari air pernah curhat dan berkata, "Saya cemburu sama kendaraan di jalan raya, mereka selalu mendapatkan jalan yang selalu di buat lebih lebar dan jumlahnya pun cenderung di tambah. Sementara saya, jalan yang biasa dilalui cenderung dipersempit bahkan diantaranya ada yang di hilangkan. Bukannya kurang ajar atau tidak tau diri apabila musim penghujan telah tiba, saya biasa nangkring di jalan raya atau merendam rumah seperti merendam padi di sawah. Itu semua dilakukan karena jalan yang saya lalui semakin hari semakin sempit dan sialnya, tempat parkir sementara pun semakin tidak memenuhi syarat saja". Air marah ... air cembokur...

Bicara air di sawah, tentunya tidak akan terlepas dari sebuah istilah 'sarana irigasi'. Berkaitan dengan sarana irigasi, ternyata ada perbedaan pemahaman di antara kelompok petani. Sekelompok petani mengatakan, sarana irigasi adalah saluran pembuangan air dari hulu menuju hilir. Sementara kelompok petani lainnya mengatakan, sarana irigasi adalah saluran pendistribusian air mulai dari petakan sawah di hulu sampai dengan petakan sawah di hilir. Mereka tetap bersikukuh dengan pendapatnya masing-masing. Terhitung sampai dengan tahun 2011 ini, perselisihan penggunaan air di area irigasi masih tetap saja berlangsung dan tidak pernah surut, meski di musim kemarau sekali pun.

Sore hari sehabis sholat ashar, pergi jalan-jalan ke sawah. Di sawah bertemu dengan rekan sejawat dan akhirnya ngobrol plus ngadu bako deh. Diantara banyak obrolan, hal yang paling menarik perhatian adalah ketika dia bercerita tentang pengalamannya pergi ngandir air. Katanya dia, "wah... cilaka, cilaka!! gara-gara paralon hilang di curi, air jadi susah mengalir dan di beberapa tempat, saluran irigasi sepertinya memang sengaja dirusak". Teman yang satu ini, malam-malam berdua dengan rekannya pergi mencari air ke hulu (sumber air). Berangkat Isya pulang Subuh dengan resiko di lempar batu di tengah perjalan. Tujuannya cuma satu, mengawal datangnya air dari hulu untuk bisa masuk ke dalam petakan sawah garapannya di hilir.
Kebutuhan air di sawah, merupakan suatu kebutuhan pokok. Melihat air menggenangi petakan sawah, terasa menyenangkan hati (tiis ceuli, herang mata). Namun ketika menghadapi kenyataan bahwa keberadaan air di sawah mesti di bagi, hati ini terasa berat (egois yahh...). Rutinitas petani di sawah, pagi-pagi memeriksa galengan sawahnya siapa tau ada yang bocor dan sore hari bila datang ke sawah, diam-diam berusaha dengan sengaja membuat bocor galengan sawah orang lain (jahil). Seandainya boleh di simpulkan, maaf... petani kalau sudah berurusan dengan air di sawah, prilakunya cenderung egois dan jahil.
Mensikapi obrolan teman yang pergi ngandir, beberapa tempat irigasi di rusak atau resiko terkena lempar batu pada saat pergi ngandir yahh... sesuatu yang memang mungkin saja terjadi mengingat prilaku petani yang egois dan jahil.

Melihat kenyataan adanya ketidak adilan dalam pembagian air di sawah, membuat petani di hilir menjadi panas hati. Bagaimana tidak panas hati, sawah di hulu happy banyak air sementara sawah di hilir kelabakan mencari air. Keadaan ini membuat prilaku petani di hilir semakin kurang ajar saja. Bahkan di antara mereka ada yang berubah menjadi sosok seorang dengan karakter 'Bento'. Anda tau kan Bento?. Katanya Bento,"... yang penting aku senang, aku menang. Persetan orang susah karena aku yang penting, asik... sekali lagi... asik!!".
Ada seorang petani di hilir yang berinisiatif mencoba membuat sumber air buatan berupa sumur artesis. Setelah beberapa hari di kerjakan akhirnya sumur artesis tersebut berhasil di buat dan air pun keluar lumayan besar. Pada awalnya, keberadaan sumur artesis ini terkesan bagus terutama di musim kemarau. Kebutuhan air di sawah selain mengandalkan dari jalur irigasi juga di bantu dari sumur artesis. Tapi sayang, hal ini tidak berlangsung lama. Dengan alasan pembuatan sumur artesis atas dasar modal sendiri, pemanfaatan air pun didasarkan atas kepentingan pribadi bukan kepentingan umum atau dengan kata lain yahh... suka-suka yang punya saja lah. Dan keadaan ini menjadi pemicu petani lainnya untuk melakukan hal yang sama. Mereka beramai-ramai membuat sumur artesis dengan konsep kepentingan pribadi.

Lumrah dan sangat wajar sekali ketika orang beranggapan bahwa air yang ada di sawah adalah milik umum. Kenapa lumrah dan wajar? yahh... karena dari jaman dahulu keberadaan air di sawah adalah milik umum. Dan kalau pun ada aturan penggunaan air di sawah, tentunya aturan tersebut di buat atas konsep kepentingan umum.
Kalau di pikir-pikir, keberadaan sumur artesis di sawah yang di bangun dengan konsep kepentingan pribadi adalah sesuatu hal yang naif. Agak sedikit aneh ketika air di sawah diakui milik seseorang. Perasaan aneh ini mungkin karena faktor belum terbiasa saja, mendengar kenyataan air di sawah di-klaim kepemilikannya oleh seseorang. Pokoknya, selama dia tidak bertingkah yahh... masa bodoh saja lah. Cuma yang menjadi soal, dia memang bertingkah. Aturan pengunaan air atas dasar konsep umum dia rubah menjadi konsep asal dia senang. Ahh bento... bento, lu' tuh bikin keder saja.

Aduh aduh... gara-gara irigasi buruk rupa, petani jadi terlihat buruk rupa juga. Petani tidak buruk rupa, buktinya tuh lihat photo di sudut kiri bawah... ganteng yahh. Petani di sawah jumlahnya banyak, sementara petani yang bernama Bento cuma satu dua orang saja. Mengenai cerita orang pergi ngandir dengan resiko di lempar batu, sepertinya itu agak sedikit di dramatisir karena jalan-jalan disawah sengaja nyari batu... susah!!. Dan berkaitan pipa paralon yang hilang di curi, saya yakin pelakunya itu adalah oknum... bukan petani. Justru yang menjadi pertanyaan, kenapa sarana irigasi menggunakan pipa paralon?. Ukuran diameter paralon yang di jual di toko material paling besar 3 inch. Sebagai sarana pengairan untuk belasan petak sawah yah... boleh lah. Tapi ketika di gunakan untuk puluhan petak sawah, apakah layak?.
Di musim kemarau sekarang ini, sumber air debitnya makin surut, sarana irigasi made in Walanda makin buruk, distribusi air makin kusut. Bicara air di sawah saat musim kemarau bawaannya manyun melulu... SURUT-BURUK-KUSUT.

NEGARA - Ku Adukan Pada Sang Sepi

Jumat, 09 September 2011

Perempuan Oh Perempuan

Aneh bin ajaib. Suatu hari saya dijadikan samsak oleh sekelompok perempuan. Nasib samsak, dipukul dan ditendang. Anehnya, rasa sakit akibat pukulan dan tendangan tidak terasa. Dan ajaib, tidak ada sedikit pun pikiran untuk protes atau marah karena dijadikan sebuah samsak. Pada saat itu, saya sebagai samsak cuma bisa nyengir saja... seperti kuda.
Setidaknya ada dua pernyataan menarik berkaitan dengan keberadaan saya sebagai samsak. Pernyataan pertama mengatakan, "samsak jangan di beri kaki karena samsak tidak punya kaki, samsak itu... gantung saja!!!". Sementara pernyataan kedua mengatakan, " samsak bentuknya lucu, disimpan di sudut ruang hati ehh... ruangan rumah sepertinya akan terlihat bagus".
Pertanyaannya adalah, samsak itu sebetulnya apa?. Betulkah samsak itu lucu atau samsak itu punya kaki. Ahh... yang jelas, akan jadi lucu bila samsak punya kaki. Begitu sadar akan ada yang memukul atau menendang, samsak langsung lari. Lumpat...



Ngomong-ngomong sekelompok perempuan, jadi teringat masa lalu. Jamannya sekolah dulu. Yahh... jaman dulu, jamannya tikotok dilebuan. Beda dengan jaman sekarang. Jaman sekarang mah... tikotok diformalinan kali yee....

[ Jaman dulu dan jaman sekarang beda yahh...? ] Beda dong...
[ Hmm... ] Lain dulu lain sekarang.
[ Maksudnya? ] Yahh... hati-hati saja,  jangan sampai terjebak masa lalu.


Ini cerita baheula, cerita sekelompok perempuan dan seorang laki-laki.
Ada mahasiswa calon guru pelajaran olah raga sedang melakukan kerja praktek di sekolah. Pada hari itu, ia mendapat tugas mengajar pelajaran olah raga murid perempuan di luar kelas. Menjelang akhir pelajaran bertepatan dengan waktu jam istirahat sekolah, murid-murid perempuan masuk ke dalam kelas dengan maksud ganti pakaian. Sementara mahasiswa calon guru, menunggu di luar kelas persis di depan pintu. Selang beberapa lama kemudian, terlihat sekelompok murid perempuan keluar dari jendela kelas. Satu per satu mereka pergi meninggalkan ruang kelas beserta calon guru yang tetap setia menunggu di depan pintu. Karena tidak sadar di tinggal pergi, ini calon guru terlihat senyum-senyum saja di depan pintu. Padahal mah... yahh... padahal. Nasib mu tuh calon guru... apes!!!.
Halahh... dari pada kamu calon guru, mending juga saya jadi samsak... heuheuheu.

Perempuan oh perempuan. Ada rasa kagum, terpesona dan sulit di percaya ketika melihat sekelompok perempuan keluar dari ruang kelas dengan cara melompat dari jendela. Satu di antara kelompok perempuan tersebut adalah 'si dia'. Dengan sedikit membersihkan dan merapihkan pakaiannya, 'si dia' pergi meninggalkan ruang kelas. Tampak mimik muka dingin tanpa dosa, 'si dia' berjalan santai melenggang menuju warung di pojok halaman sekolah untuk bergabung dengan teman-temannya.

Kamis, 01 September 2011

Mode GE-eR

Terima kasih atas saran, kritik serta pujiannya

Secara tidak langsung ada teman berpesan, "be nice and be yourself".
Jawabannya, akan di usahakan tapi tidak janji.

Menjadi sesuatu yang baik itu memang bagus. Seperti kata kang Ebet Kadarusman, "memang baik menjadi orang penting tapi jauh lebih penting menjadi orang baik". Bicara sesuatu yang baik apalagi menyenangkan, tentunya saya setuju.

Berikutnya adalah menjadi diri sendiri, hmm... ini agak sedikit merepotkan nih.
Dengan pertimbangan manusia adalah makhluk sosial, dari dulu sampai sekarang saya masih tetap saja bingung mendefinisikan menjadi diri sendiri.
Ketika mengerjakan postingan, saya seringkali terispirasi oleh seorang bernama kang Ibing. Hal menarik dari seorang kang Ibing adalah kebiasaan ngelanturnya. Urusan ngelantur kang Ibing is the best-lah. Bagi saya, kang Ibing adalah seorang inspirator.
Di suatu kesempatan, kang Ibing ditanya soal si Oni SOS yang prilakunya meniru gaya dirinya. Kang Ibing menjawab, "tidak apa-apa meniru, saya juga menikah karena meniru bapak saya yang dulu pernah menikah". Maaf seandainya anda jadi bingung, karena saya sendiri bingung.
Hal yang saya pahami, menjadi diri sendiri itu bukan berarti tidak boleh mempunyai seorang inspirator, seorang idola atau seorang panutan. Yahh... cuma itu saja.


[ Kritikannya apa? ] Jangan merokok di blog, cukup di facebook saja.
[ Ohh... ] Ada tawaran jadi asisten di blog tetangga, mau apa tidak?
[ Hmm... terima kasih, tidak ] Tuhh...!! katanya tidak mau.



Kenang-Kenangan di Malam Jum'at
Siaran kang Ibing di radio Mara Bandung

Dulu itu, di malam jum'at sekitar jam delapan malam. Radio di ruang kamar tidur mulai dinyalakan. Duduk manis di depan meja belajar dengan satu mug kopi hitam serta satu batang... pensil di tangan dan selanjutnya pensil tersebut di gigit-gigit saja (ragu-ragu nih mau nulis rokok, takut ibu guru marah).
Tidak lama berselang terdengar suara kang Ibing di radio, "selamat malam, malam-malam kita selamatkan", kira-kira seperti itu-lah salam jumpa siaran kang Ibing di radio Mara Bandung. Kemudian mengalun sebuah lagu dengan judul Natalie atau Natambang ahh... bebas-lah, lagu ini di bawakan oleh Julio Iglesias. Berakhir lagu Natalie di perdengarkan, kang Ibing pun mulai bersenandung," izinkan aku permak....". Sebuah lagu pelesetan dari lagu berjudul Pamit yang dibawakan oleh Broery Marantika, sepintas lagu ini mengingatkan kita pada lagu lain yaitu lagu Bajing Luncat. Dan akan jadi menarik ketika menyimak lagu Natalie, karena lagu ini akan mengingatkan anda pada lagu lainnya juga.

Telepon di studio radio mulai berdering, kang Ibing mulai menyapa pemirsanya yang ada di ujung telepon. Satu kali, dua kali, tiga kali telepon berdering dan pada akhirnya, jika iseng-iseng dihitung jumlah telepon yang masuk dari pemirsa ternyata lumayan banyak. Terlebih pemirsa yang doyan sms-an ikut di hitung , tentu jumlahnya akan lebih banyak lagi. Pemirsa radio Mara siaran kang Ibing tidak hanya dari kota Bandung dan sekitarnya. Dari luar negeri semisal dari Australia juga ada. Pemirsa yang berada di luar negeri mendengarkan siaran radio Mara melalui streaming di internet dan tidak jarang pemirsa tersebut, ikut berpartisipasi menelepon radio Mara yang katanya hitung-hitung melepas rindu pada kampung halaman atau cuma sekedar numpang beken saja ahh... entahlah.

Pemirsa siaran kang Ibing itu beragam dengan masing-masing keinginan. Ada yang sekedar say hey kemudian minta di putarkan lagu. Ada yang minta kang Ibing mendongeng seperti dongeng den Tarman, tukang celup, kapekprek curuk, suami-suami pada ketakutan sama istri dan banyak lagi dongeng-dongeng yang lainnya. Bahkan ada juga yang bertanya PR pelajaran bahasa sunda anaknya atau bertanya jadwal ceramah, toponimi kota Bandung, seputar Persib, seputar domba Garut dan seterusnya.

Acara siaran kang Ibing di mulai dari jam delapan malam sampai dengan jam sepuluh atau sebelas malam. Format siaran berupa canda dan tawa di malam jum'at yang di bungkus dalam kemasan kebudayaan sunda. Acaranya memang jauh dari kata serius tapi, bukan berarti tidak penting. Tidak jarang kang Ibing mengundang tamu yang di anggap berkompeten pada saat membahas masalah-masalah tertentu seperti dunia pendidikan, keamanan lingkungan, kebudayaan sunda dan lain-lain. Biasanya, tamu tersebut di undang atas dasar permintaan pemirsa yang mempunyai keinginan bermacam-macam itu.

Kurang lebih seperti itulah siaran kang Ibing di radio Mara Bandung. Sekali lagi, format siaran kang Ibing di radio Mara bukan format siaran serius seperti halnya siarannya orang-orang berdasi yang setiap kali membuat pernyataan selalu setinggi bintang di langit dengan realisasi rata-rata bohong melulu. Acara siaran kang Ibing adalah canda dan tawa. Isi siaran tidak hanya sekedar tertawa cekikikan atau menebak-nebak apakah bubur haji Oyo tumpah dijalan atau tidak, pastinya lebih dari itu. Selang diantara canda dan tawa, kang Ibing sering berpesan atau memberi wejangan untuk generasi muda di antaranya : 
  • Baik-buruk Indonesia adalah negara kita;
  • Lamun lain urang sunda, saha deui anu arek ngamumule budaya sunda.
Sementara untuk generasi tua, kang Ibing juga biasa memberi pesan dalam bentuk pribahasa, "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang".
Satu yang pasti; gara-gara kang Ibing siaran di radio Mara Bandung, sedikit-sedikit saya mulai menyukai kebudayaan sunda semisal kesenian kacapi suling. 


Minggu, 21 Agustus 2011

Restart Saja


"Puss Cheshire", ia (Alice) memulai...
"maukah kau mengatakan kemana sebaiknya aku pergi dari sini?"
"itu tergantung kemana engkau ingin tiba", jawab si kucing.
~ Lewis Carroll ~

Pernah digoda dan akhirnya tergoda oleh rayuan setan yang terkutuk?. Seandainya pernah, berapa kali dan apa saja?. Bingung menjawabnya yah... sesuatu yang perlu direnungkan dan di jabarkan dalam bentuk introspeksi diri.
Introspeksi diri hakekatnya adalah sebuah koreksi. Koreksi dari sebuah perjalanan. Perjalanan menuju tujuan hidup (bahagia di dunia dan bahagia di akhirat). Dalam perjalanan menuju tujuan hidup, setan datang menggoda. Akibatnya, perjalanan menuju tujuan hidup berubah arah dari seharusnya. Untuk mengembalikan perubahan arah ke arah semula, di lakukanlah tindakan koreksi.
Sekarang adalah bulan ramadhan. Introspeksi diri di bulan ramadhan adalah saat yang tepat. Bulan ramadhan biasa dijadikan sebagai sarana introspeksi untuk mengembalikan fitrah manusia kembali kepada Islam sebagai agama sekaligus Ideologi dari sebuah sistem kehidupan.

Introspeksi tentunya melibatkan peristiwa yang terjadi di masa lalu atau pengalaman masa lalu. Bicara pengalaman masa lalu, tentu ada pengalaman baik dan ada juga pengalaman buruk. Meminjam istilah seorang guru, "pertahankan yang baik dan jual yang buruk ehh... maksudnya, perbaiki yang buruk" (maaf salah, malas menghapus).  



[ Pengalaman buruk ko' di jual.]  Dari pada di buang, rugi!.


Pengalaman buruk itu, tidak nyaman dan tidak enak di hati. Pengalaman buruk biasanya ingin dibuang jauh-jauh dan berharap pengalaman buruk tersebut tidak pernah ingat atau lupa sama sekali.
Ketika bahagia di dunia dan akhirat dijadikan sebagai bahan pembahasan, hal terpenting dari pengalaman buruk atau pun pengalaman baik adalah bagai mana kita menyikapi pengalaman tersebut. Pengalaman buruk jika disikapi dengan cara yang baik, tentu hasilnya akan baik-baik saja. Sementara, pengalaman baik jika disikapi dengan cara yang buruk tentu hasilnya tidak baik. Pernah mendengar istilah "sombong" untuk orang-orang yang sukses atau "cap jahe" bagi orang orang yang banyak harta, suatu istilah yang tidak membahagiakan tentunya.

Berandai-andai anda pernah kejedot pintu dan menangis karena sakit. Anda melakukan tindakan membakar pintu, sebagai sikap tidak senang terhadap pintu atau dengan dalih ingin ada teman senasib anda menjadi propokator, sehingga ramai-ramai orang pada ikut-ikutan kejedot pintu. Sesuatu sikap yang tidak baik dan sudah seharusnya dikoreksi, bukankah begitu?. Jadi, seting ulang sikap menjadi lebih baik dan berikutnya... restart saja lahh...

[ Anda itu, siapa? ] tidak tau.
[ Wahh...tidak jelas.] memangnya kenapa?
[ Tidak jelas itu... sumber dari keragu-raguan.] ohh...


Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah, sikap orang menghadapi hal buruk terbagi menjadi empat level:
Level 1 : Marah (tidak di sarankan)
Level 2 : Sabar
Level 3 : Ridha
Level 4 : Bersyukur

Pengalaman menghadapi hal buruk, biasanya berkutat di antara level 1 dan level 2 saja. Sekalinya naik level 3, hal buruk terjadi pada saat kaki terinjak perempuan cantik. Kalau sekedar urusan kaki terinjak perempuan cantik mah... ridha saja... heuhehuheu.
Aduhh... perempuan cantik. Sekalinya dia pergi dan tidak untuk kembali, level langsung turun dari 3 ke 2.

Sabar itu memang seperti namanya
Pahit kalau baru dirasa
Tapi buahnya yang ditunggu-tunggu
Jauh lebih manis dari pada madu
~ Duka Saha ~

Selasa, 02 Agustus 2011

Catatan di Bulan Ramadhan

Ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadhan


َÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّذِÙŠْÙ†َ آمَÙ†ُوا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّذِÙŠْÙ†َ Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تَتَّÙ‚ُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
(QS. Al Baqarah : 183)

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”
(HR. Bukhari Muslim)

Esensi ibadah puasa di bulan Ramadan ialah latihan menahan diri dari hal-hal yang mempunyai potensi untuk membuat kita lupa kepada Allah swt dan lupa pada tujuan hidup kita.

Taqwa 
meninggalkan semua larangan Allah dan mengerjakan semua perintah Allah.
 
Iman 
percaya dan yakin.
Menurut pengertian syariat, iman adalah keyakinan dalam hati yang diucapkan atau dilafadzkan dengan lisan, dan diaplikasikan dengan amal perbuatan.
 
Ihtisab 
hitungan, koreksi, penilaian. 
Makna dari ihtisab adalah suatu koreksi diri dan penilaian sendiri pada amal kita, apakah amalan itu akan mendapatkan ridho dari Allah swt. Sehingga ihtisab akan membawa pada pengharapan terhadap ridho Allah swt.

Rabu, 20 Juli 2011

Sekuntum Bunga

Tinggal sendirian di rumah itu, antara bebas dan tidak bebas. Semisal urusan tidur, bebas bisa tidur dimana saja tergantung keinginan. Maaf kata, siapa yang akan melarang tidur diatas meja makan. Kalau mandi, pintu kamar mandi tidak perlu ditutup apalagi di kunci. Tapi,  jika pergi ke luar rumah... jauh dekat pintu rumah harus selalu di gembok.

Sebelum di tinggal pergi sendirian di rumah, ada banyak pesan diterima. Pesan-pesan tersebut jumlahnya lumayan banyak, mulai dari pesan A sampai dengan pesan Z. Dan seperti biasanya, pesan-pesan tersebut cukup diingat tidak pernah dicatat.
Satu dari sekian banyak pesan adalah pekerjaan menyiram tanaman. Dengan bibir manyun, tanamanpun disiram. Jelasnya, satu-persatu tanaman disemprot sampai semuanya basah kuyup.

[ Disemprot...?, seperti nyuci motor mobil saja!. ] Emang...
[ Manyun yah...?. ] iyah
[ Wow... keren. ]


Selesai sudah pekerjaan menyiram tanaman, rokokpun keluar sebatang. Sambil merokok, memperhatikan hasil pekerjaan. Jujur, setelah tanaman di siram suasana taman terasa lebih indah dan nyaman. Dalam benak pikiran, "sepertinya lebih asik menikmati keindahan taman, di sertai satu gelas kopi hitam panas". Dan biasanya sih... kalau sudah keluar rokok plus kopi,  bisa jadi ini adalah hobi baru.

Di dalam taman, ada banyak bunga dengan bentuk dan ukuran beraneka ragaman serta di padu-padankan dengan warna-warna yang indah. Keberadaan bunga adalah hal paling menarik dari sebuah taman. Apalagi kalau ditambah dengan sebuah kolam plus suara gemercik air, hmm... pastinya lebih matap.
Bicara bunga, tentunya sesuatu yang identik dengan kaum perempuan. Muncul sebuah pertanyaan, "karena alasan taman, pantaskah seorang laki-laki menyukai sekuntum bunga?".
Honey, andaikan kau sekuntum bunga... aku adalah kumbangnya... heuheuheu...


Minggu, 10 Juli 2011

Cerita Fiktif

Romantisme seorang buruh pabrik,
Seseorang buruh duduk terpaku di pinggir lintasan ban berjalan. Tekun bekerja, mengerjakan pekerjaan yang tidak pernah henti datang menghampirinya. Sibuk tangan kanan-kirinya bekerja seirama gemuruh mesin. Tidak ada bonus waktu untuk menghapus peluh atau minum seteguk air. Sekedar melepas lelah, sekali-kali mukanya tengadah ke atas lalu... menunduk lagi.
Delapan jam berlalu, jerit histeris sirene pun berbunyi. Dengan wajah girang melompat dia dari kursi kemudian pergi meninggalkan sisa pekerjaan serta mesin yang berhenti menderu. Setengah berlari bergegas memburu pintu keluar pabrik.
Pulang ke kamar kontrakan, kunci pintu dibuka lalu masuk dan sebentar kemudian berdiri termenung. Sambil memandang sebuah celana tergantung di pintu dia pun berujar, "Jadol... tadi pergi kerja, lupa tidak pakai celana".



[ ... ... ... ] Jangan protes dong... ini teh dongeng.


Sering mendengar atau membaca sebuah tulisan,"cerita ini bukan cerita sebenarnya, melainkan cerita fiktif belaka". Cerita fiktif adalah cerita bohong atau cerita atas dasar lamunan atau apa-pun-lah. Menyimak banyak cerita fiktif, diantaranya ada yang mirip cerita nyata. Sepertinya, cerita fiktif jika menggunakan logika yang sangat bagus akan berasa cerita nyata. Tapi mungkin juga karena maksud tertentu, cerita nyata di buat seolah-olah menjadi cerita fiktif.
Ahh.. terlepas dari cerita fiktif atau bukan, hal menarik dari sebuah cerita adalah seorang penulis akan menulis cerita atas dasar pengalaman atau wawasannya.

[ Pernah pergi lupa pakai celana? ] Belum pernah tuh...
[ Hmm... ]  Tapi pernah... pakai celana lupa nutup resleting
[ Terus... ]  Perasaan teh gaya pakai celana, ngan edas euy... tiris.

Sabtu, 11 Juni 2011

Rory Delap

Rory Delap, kelahiran Iris 6 Juni 1976. Siapakah dia?, apakah :
a. Mantan atlet lempar lembing kemudian, menjadi pemain sepak bola;
b. Pemain sepak bola klub Stoke City dengan nomor punggung 24;
c. Pemain sepak bola dengan kemampuan hebat dalam melakukan lemparan kedalam.




Pertama kali mengetahui Rory Delap, pada saat pertandingan sepak bola antara Stoke City vs Arsenal. Pertandingan tersebut terjadi di liga inggris musim kompetisi 2008-2009. Sepintas, terlihat wajah senewen Arsene Wenger (manager Arsenal) ketika terjadi lemparan kedalam untuk Stoke City. Wajah senewen Arsene Wenger tersebut bukan tanpa alasan. Assist berupa lemparan kedalam Rory Delap di daerah pertahanan Arsenal, berbuah gol untuk Stoke City.

Rory Delap adalah pemain sepak bola dengan kemampuan hebat dalam melakukan lemparan kedalam. Lemparan kedalam Rory Delap memang tidak sejauh apa yang dilakukan oleh Andy Legg (44,6 meter) tetapi, assist dari lemaparan kedalam Rory Delap menghasilkan lebih dari 30 gol.
Kehebatan Rory Delap  membuat Arsene Wenger patah hati, "Ya, tentu kami punya rencana. Kami berusaha dengan gigih. Tapi gol-gol seperti itu... butuh kekuatan terbaik kami untuk menghadapinya".
Luiz Felipe Scolari (mantan manager Chelsea) turut berkomentar, "Saya pikir dia menembakkan bola lebih baik pakai tangan daripada pakai kakinya".
Gara-gara Rory Delap, lebih baik memberi tendangan sudut untuk Stoke City daripada lemparan ke dalam.


[ Rory Delap ganti sepatu. ] Maksudnya?
[ Sorry gelap mati lampu.  ] Ihh...


Sisi lain yang menarik dari seorang Rory Delap. Sesuai dengan namanya yang tertulis di baju ( DELAP ), pemain ini mempunyai kebiasaan ngelap bola sebelum melakukan lemparan kedalam. Urusan ngelap bola di liga Inggris, Rory Delap ternyata punya saingan dari Blackburn Rovers yaitu Morten Gamst Pedersen.
Dipikir-pikir, jika seandainya Stoke City berhadapan denga Blackburn Rovers maka pertandingan tersebut akan menghasilkan sebuah bola terbersih dari pertandingan sepak bola (betul tidak...?).


Jumat, 03 Juni 2011

Kurang belAjar

Kenal juga Tidak
Oleh : MeDo

Jumpa karena beradu.
Aku malu diapun tersipu.
Sunyi rasa hilang rindu.
Jangan ada harap jumpa di pisah waktu.

Bertemu di pasar kosambi.
Aku belanja katel, dia beli panci.
Tak pernah kenal dan tak ada hati.
Kenapa langit dan bumi jadi saksi?.

Tawarnya rasa hati.
Di batas waktu... yang tidak harus memisahkan kita berdua.
Sumpah!, langit dan bumi tidak perlu jadi saksi.
Tidak ada cinta suci di antara kita berdua.


Untuk amanya, karya tulisan diatas saya masukan kategori sajak. Kenapa sajak?, karena sajak adalah puisi tetapi puisi belum tentu sajak.



[ Sepertinya, lirik lagu lebih aman lagi tuh... ]  hmm... ide bagus


Banyak guru yang telah ku dihadapi tetapi, guru pelajaran bahasa Indonesia yang aku suka. Caranya bertutur kata, guru pelajaran bahasa Indonesia lebih enak di dengar. Masalahnya adalah... guru bukan radio.
Pelajaran bahasa Indonesia bukanlah pelajaran paporit, semua pelajaran sama saja. Yah... sama saja, semuanya sama selalu menuntut. Menuntut untuk tau; menuntut untuk hafal; menuntut untuk paham dan ada juga yang menuntut untuk jadi terampil. Tetapi yang paling penting, karena kita jadi lebih banyak tau, hafal, paham dan terampil maka kualitas kita-pun menjadi lebih baik. Perlu di ingat dan diperhatikan, itu semua berkat peran guru bukan radio.



[ Keukeuh... guru bukan radio, aduh... ]


Ada kata-kata yang selalu kuingat dari seorang guru ketika sedang mengajar, beliau selalu berkata, "ada yang mau bertanya?".
Asal tau saja, ma' lu bertanya ma' gue menjawab.

.

Selasa, 31 Mei 2011

Butuh Toleransi

Ada kecelakaan lalulintas, mobil pengangkut jenazah nabrak pembatas jalan. Sopir turun memeriksa kondisi mobil. Setelah diperiksa, ternyata kondisi mobil tidak apa-apa. Kemudia supir masuk kedalam mobil untuk memeriksa kondisi penumpang. Begitu diperiksa, ehh... penumpangnya meninggal dunia.



[ Yaa... iyalah, namanya juga mobil pengangkut jenazah. Ter... ah! ]


Mengenang istilah "ter...la...lu...", jadi teringat pengalaman nyetir mobil dijalan raya. Berkendaraan siang hari sekitar jam satu jam duaan,  mata terasa berkunang-kunang entah karena terik sinar matahari entah karena kepanasan. Pastinya, melihat warna-warna kendaraan di jalan seperti melihat warna makanan agar-agar saja. Ada yang berwarna merah, hijau, kuning, coklat hmm... semuaya kalau di gigit rasanya pasti enak. Halusinasi di jalan raya membuat gila saja.

Suatu hari di jalan raya. Di belakang ada kendaraan yang sebentar-sebentar membunyikan klakson, "tid...tid...". Sekali duakali biasa, tapi karena terus-terusan jadi pusing juga dech. Dalam hati, "ini orang maunya apasih? sudah tau macet berisik melulu!". Sekalinya nyalip, dia nunjuk jam tangan bututnya sambil berteriak, "telat...!".
Dia terlambat; saya tidak. Dia ingin cepat; saya biasa saja. Beda keinginan kenapa jadi marah-marah?.


[ Beratem tidak? ] Tidak
[ Kenapa? ] Dia seorang ibu-ibu
[ Ohh... ]


Jadi ingat ketika pertama belajar mengendarai kendaraan di jalan raya, seorang mentor berkata, "butuh toleransi sesama pengendara bila mengendarai kendaraan di jalan raya".
Setiap pengendara kendaraan pasti mempunyai keinginan untuk selamat di jalan dan bisa cepat sampai di tempat tujuan. Terkadang keinginan tersebut tidak terwujud karena, prilaku egois dirinya atau prilaku egois pengendara lain. Adanya aturan dan rambu-rambu lalulintas memang sesuatu yang penting tetapi, prilaku kita sebagai pengendara kendaraan di jalan raya jauh lebih penting.

Jumat, 20 Mei 2011

Kerajinan Paper Tole

Kerajinan, berasal dari kata dasar rajin dan diberi imbuhan ke-an. Ke-rajin-an artinya terlalu rajin, apakah anda setuju?. Saya harap anda tidak setuju, bila setuju artinya anda sama linglungnya dengan saya.
Bagai mana dengan istilah kerajinan tangan, apakah tangan yang terlalu rajin?. Halaaah..., pastinya kerajinan tangan tidak ada hubungannya dengan pencopet atau seseorang dengan karakter cunihin.



[ Euleuh euleuh... ,baleg atuh euy! ] heuheuheu



Ada suatu model kerajinan yang menarik, kerajinan ini di beri nama paper tole. Kerajinan paper tole berupa gambar yang dibuat sedemikian rupa sehingga memberi kesan tiga dimensi.


Untuk membuat kerajinan paper tole, bahan-bahan yang digunakan antara lain; kertas bergambar, cutter, pinset, lem aklirik, spidol warna, pernis, glitter, shape (pembentuk) untuk memberikan kesan timbul pada gambar dll.

Langkah-langkah pengerjaan paper tole adalah sebagai berikut :

Langkah - 1
Siapkan kertas bergambar sebagai pola dasar.

Langkah - 2
Berdasarkan pola dasar, buat potongan bagian-bagian gambar (semisal; bagian kepala, baju, cangkir, tatakan dll). Tiap-tiap bagian gambar membutuhkan beberapa buah potong gambar yang sama  sebanyak 5-8 potong gambar atau disesuaikan dengan kebutuhan atau disesuaikan dengan daya imajinasi seni anda.

Langkah - 3
Bentuk dan susun potongan bagian-bagian gambar yang sama dengan cara :
  • Beri efek cembung pada gambar. Gosok/tekan-tekan bagian belakang gambar dengan menggunakan alat berujung bulat tumpul/shape.
  • Beri warna tepi gambar menggunakan sepidol sewarna gambar sehingga serat putih kertas tidak terlihat.
  • Susun potongan-potongan gambar dan satukan menggunakan lem.

Langkah - 4
Tempel potongan bagian-bagian gambar (langkah-3) pada pola dasar gambar yang telah disiapkan pada langkah-1.

Langkah - 5
Bagian akhir, memberi warna mengunakan pernis (memperjelas relif pada permukaan gambar) atau tambahkan glitter untuk memberi kesan meriah dan lebih hidup.


Berikut tip-tip dari beberapa orang yang pernah mengerjakan kerajinan paper tole :
  • Untuk pemula, coba dengan gambar yang sederhana dan berukuran besar (seperti gambar-gambar tokoh kartun).
  • Untuk hasil maksimal, hindari penggunaan gunting pada saat memotong kertas.  Gunakan cutter sebagai alat potong kertas. Kesulitan dalam proses pemotong kertas dengan cutter, dijamin akan terobati dengan hasil yang indah.
  • Untuk objek tipis seperti kumis kelinci, bagian belakang gambar bisa diperkuat mengunakan kawat tipis (seperti kawat yang terdapat pada kabel listrik).  





Klarifikasi pernyataan bos linglung nich...
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Online, 
Istilah 'kerajinan' dan 'kerajinan tangan' mempunyai arti sebagai berikut:



kerajina ;
  • perihal rajin; kegiatan; kegetolan: engkau tidak dapat menyamainya dl hal ~;
  • barang yg dihasilkan melalui keterampilan tangan (spt tikar, anyaman, dsb): anyaman bambu merupakan hasil ~ daerah itu;
  • perusahaan (kecil) yg membuat; barang-barang sederhana, biasa mengandung unsur seni
kerajinan tangan ;
  • pekerjaan tangan (bukan mesin).

Sabtu, 30 April 2011

Kebiasaan Menjadi Karakter

Aristoteles melemparkan sebuah pendapat; karakter kita dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan kita. Kita adalah apa yang kita kerjakan secara berulang-ulang. Oleh karena itu, keunggulan bukanlah sesuatu perbuatan tetapi suatu kebiasaan. Jadi, kalau kita membiasakan diri kita jujur maka jujur itu akan menjadi karakter kita. Sebaliknya, orang yang biasa berdusta maka dusta itu menjadi karakternya.

Ini hanya sebuah intermeso saja, teringat pepatah kuno di Spanyol : "untuk menjadi petarung melawan banteng, pertama-tama anda harus belajar menjadi seekor banteng". 
Seandainya ada seorang matador pemula yang belajar tingkat dasar dalam rentang waktu cukup lama, apakah dia akan memiliki karakter seekor banteng?. Tiap kali melihat warna merah dia tubruk. Nonton balap mobil F1 di sirkuit Catalunya, mobil Ferrari lewat dia kejar. Dan sekalinya masuk restoran, dia berkata : "saya minta sekarung rumput segar".



[ Ahh... come on baby! ]  namanya juga intermeso, bebas!


Setiap orang memiliki suatu karakter, namun karakter tersebut masih bisa diubah. Kita mempunyai kemampuan menentukan karakter apa yang kita inginkan dan hal itu bisa diwujudkan dengan tekad yang kuat, ketekunan serta kerja keras.